Thursday, February 11, 2010

Malu Kepada Garuda

Untung saja Republik Indonesia berdiri pada 17 Agustus 1945. Bayangkan, republik ini berdiri pada 1 Januari 1901. Apa yang terjadi? Garuda Pancasila hanya akan memiliki 1 bulu sayap, 1 bulu leher, dan 1 bulu ekor. Betapa kurusnya.....

Garuda memang burung istimewa, jauh lebih istimewa ketimbang burung cucak rowo. Oleh orang-orang Hindu, Garuda dijuluki “The King of the Sky”. Burung raksasa ini adalah kendaraan Dewa Wisnu. Dalam kitab Mahabarata disebutkan bahwa Garuda memiliki 6 anak, yang seluruhnya dipercaya memiliki kehebatan dibanding burung-burung yang lain.

Eh, by the way, apa betul hanya Indonesia yang ‘memiliki’ Garuda?

Kalau Anda berpikir bahwa Garuda hanya punya kita, Anda perlu membuka-buka lagi dokumen sejarah.

Garuda—yang sesungguhnya termasuk jenis Elang—telah menjadi ikon peradaban, lambang kekuatan dan kebanggaan, dari India hingga Eropa.
Ada 29 negara yang menggunakan Garuda sebagai lambang negara atau memakainya di bendera. Ini dia beberapa contohnya:



Di negeri ini, selain sebagai lambang negara, Garuda juga dipakai untuk merek kacang. Dengan memakan kacang ini sebanyak-banyaknya, dijamin bangsa ini akan menjadi bangsa kacangan!



Gambar Garuda juga dipakai untuk logo Timnas sepak bola kita. Nurdin Halid pun bangga memakai kaos yang ada gambarnya Garuda. Padahal, dia adalah satu-satunya pimpinan organisasi sepak bola di dunia yang berpredikat koruptor! Guinness Book of Records perlu mencatatnya!



Satu lagi, gambar Garuda juga digunakan maskapai penerbangan berplat merah. Reputasinya sudah tidak perlu diragukan lagi. Ini dia buktinya....



So, kita harus malu pada Garuda. Betapa tidak. Kita terancam menjadi bangsa KACANGAN, hobi KORUPSI, lalu HANCUR berantakan....

(foto-foto: www.google.com)

Dari Siti Fadilah hingga Siti Markonah

Belum lama ini saya menemukan kesalahan konyol yang dilakukan situs berita inilah.com. Di berita berjudul "Marsilam: Siti Fadjrijah Patahkan Pikiran Nakal Saya", Senin (18/1), yang dipajang adalah foto bekas Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Padahal, yang seharusnya terpampang adalah foto Deputi Gubernur BI, Siti Fadjrijah.



Harus diakui, Siti Fadjrijah dan Siti Fadilah Supari memiliki beberapa persamaan, yakni sama-sama perempuan, sama-sama memakai nama depan Siti, dan sama-sama berkacamata. Tapi, benarkah Siti Fadjrijah mirip dengan Siti Fadilah Supari? Anak kecil pun tahu jawabannya. Lihatlah betapa mencoloknya perbedaan itu. Siti Fadjrijah berjilbab, sedangkan Siti Fadilah Supari tidak.


Kesalahan konyol itu sebenarnya bisa dibuat lebih konyol lagi. Misalnya dengan memampang foto Siti Nurhaliza berikut ini:



Atau, bisa juga foto Siti Maimunah yang sangat mencintai suaminya hingga tua renta ini dipamerkan...



Dan ini dia pilihan terkonyol dari konyol-konyol yang ada. Hmmm, Siti Markonah sedang menunjukkan bakat terpendamnya....



Ealah, Siti, nasibmu kok berwarna-warni....

(foto-foto: www.google.com)